Aras Atas
China, Dari Negara Miskin Dan Merajai Masa Depan
China, Dari Negara Miskin Dan Merajai Masa Depan
Transformasi China dari negara miskin jadi raksasa ekonomi dunia lewat reformasi, teknologi, dan visi jangka panjang.

Kenapa China Menjadi Negara Maju Sekarang

China merupakan salah satu peradaban tertua di dunia yang berkembang sejak 2.100 SM saat Dinasti Xia berkuasa. Sistem pertanian dan birokrasi awal yang mapan membuat mereka unggul dalam pengelolaan wilayah dan ketahanan pangan.

Pada masa Dinasti Han (206 SM–220 M), China mencatat kemajuan pesat di bidang ilmu, kedokteran, dan teknik. Jalur Sutra yang dibuka saat itu menjadikan China sebagai pusat perdagangan internasional sejak abad pertama masehi.

China Sebelum Mengalami Kemajuan Pesat
Hingga 1978, ekonomi China didominasi sistem terpusat. Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita tahun itu hanya sekitar $156, jauh tertinggal dari negara-negara barat yang rata-rata sudah di atas $2.000 (World Bank, 1980).

Kebijakan Lompatan Jauh ke Depan (1958) dan Revolusi Kebudayaan (1966–1976) justru memperburuk kondisi ekonomi dan pendidikan. Data FAO mencatat, sekitar 30 juta orang meninggal akibat kelaparan dalam rentang program gagal tersebut.

Baru pada akhir 1978, Deng Xiaoping meluncurkan “Reformasi dan Keterbukaan” dengan membentuk Zona Ekonomi Khusus (ZEK). Shenzhen adalah proyek percontohan pertama, yang dari desa nelayan berubah jadi kota industri bernilai miliaran dolar.

Data IMF menyebutkan, pertumbuhan ekonomi China sejak 1980 rata-rata mencapai 9,5% per tahun, menjadikannya transformasi ekonomi tercepat sepanjang sejarah modern. Antara 1978–2023, sekitar 800 juta orang berhasil keluar dari kemiskinan.

Sektor industri manufaktur menjadi tulang punggung. Tahun 2010, China secara resmi melampaui AS sebagai negara manufaktur terbesar dunia, dengan kontribusi sekitar 19,8% terhadap output global (UNIDO, 2020).

Pada tahun 2001, China masuk ke WTO dan mulai memainkan peran besar dalam perdagangan internasional. Tahun 2023, nilai ekspor China tembus $3,4 triliun, menjadikannya eksportir terbesar dunia (World Trade Statistical Review, 2024).

Masa Depan China

Pemerintah China menargetkan jadi negara berpendapatan tinggi sebelum 2030. Dalam Rencana Lima Tahun ke-14 (2021–2025), mereka mengalokasikan lebih dari 2,5% dari PDB untuk penelitian dan pengembangan (OECD, 2023).

China saat ini memimpin dalam paten teknologi AI, robotik, dan baterai kendaraan listrik. Tahun 2022 saja, mereka mendaftarkan lebih dari 1,5 juta paten, tertinggi di dunia menurut WIPO.

China juga membangun sistem mega-infrastruktur melalui inisiatif Belt and Road Initiative (BRI). Hingga 2024, proyek ini telah melibatkan lebih dari 150 negara dan investasi senilai lebih dari $1 triliun, memperluas pengaruh globalnya.

Namun, mereka menghadapi tantangan seperti populasi menua, utang regional, dan konflik dagang. Pemerintah kini fokus ke pertumbuhan “berkualitas”, memperkuat konsumsi domestik dan memitigasi risiko lingkungan lewat investasi energi hijau.

Penutup yang Menginspirasi

Kisah kebangkitan China bukan sulap, tapi hasil strategi panjang berbasis data, reformasi, dan kerja keras. Dari negara miskin jadi pusat teknologi dunia, mereka membuktikan bahwa arah maju bisa diraih jika berani beradaptasi dan konsisten bertindak. | aras atas

Komentar

Join the conversation

Aras Atas