

Merdeka Belajar, Merdeka Mengajar, Merdeka Sejak Dalam Pikiran
Perkenalkan nama saya Sabarudin Indra Wijaya, biasa disapa oleh murid-murid saya sebagai Pak Indra. Saya adalah seorang Guru di MTs Negeri 3 Jemrbana, mengempu mata pelajara Seni Budaya (Rupa). Pada kesempatan ini saya berkesempatan membuat sebuah Modul 1 Jurnal Pembelajaran untuk kebutuhan Pendidikan Profesi Guru (PPG) Dalam Jabatan, dengan tema Penerapan Prinsip Pembelajaran Berdiferensiasi.
Saya menggunakan pendekatan pembelajaran ini karena saya meyakini bahwa setiap peserta didik memiliki karakteristik yang unik—baik dari segi kesiapan akademik, minat, maupun gaya belajar. Sebagai guru Seni Rupa di tingkat Madrasah Tsanawiyah, saya menyadari bahwa pendekatan satu arah tidak mampu menjawab kebutuhan belajar seluruh siswa. Oleh karena itu, pembelajaran berdiferensiasi menjadi pilihan utama yang saya terapkan untuk menciptakan suasana belajar yang lebih adil dan bermakna.
Pembelajaran berdiferensiasi saya mulai dengan melakukan asesmen diagnostik. Langkah ini penting untuk memetakan kesiapan akademik, minat terhadap materi, dan profil belajar siswa. Data ini saya peroleh melalui tes awal, angket, serta pengamatan langsung di kelas. Hasilnya saya jadikan dasar untuk merancang aktivitas belajar yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi masing-masing siswa.
Dalam pelaksanaannya, saya membedakan pembelajaran ke dalam tiga aspek utama: konten, proses, dan produk. Dari sisi konten, saya menyediakan berbagai sumber belajar, mulai dari bacaan, video, hingga media visual yang disesuaikan dengan tingkat pemahaman siswa. Pada proses pembelajaran, siswa saya kelompokkan berdasarkan gaya belajar—visual, auditori, kinestetik, hingga reflektif. Setiap kelompok mendapatkan pendekatan yang berbeda, namun tetap mengacu pada capaian pembelajaran yang sama.
Untuk hasil belajar atau produk, saya memberi siswa keleluasaan memilih bentuk tugas akhir. Mereka bisa membuat poster digital, poster manual, atau presentasi video. Saya juga mengizinkan mereka mempresentasikan hasil karyanya secara lisan, tertulis, atau visual. Pilihan ini saya berikan agar siswa merasa nyaman dalam menunjukkan pemahaman mereka sesuai kekuatan masing-masing.
Melalui pendekatan ini, saya melihat antusiasme dan keterlibatan siswa meningkat signifikan. Mereka menjadi lebih percaya diri, aktif berdiskusi, dan kreatif dalam menyelesaikan tugas. Bahkan, siswa yang sebelumnya tampak pasif, kini menunjukkan potensi besar melalui media belajar yang sesuai dengan dirinya.
Saya percaya bahwa pembelajaran berdiferensiasi bukan hanya strategi teknis, tetapi merupakan bentuk nyata kepedulian terhadap kebutuhan belajar individu. Dengan terus mengembangkan pendekatan ini, saya berharap dapat menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, dinamis, dan memberdayakan seluruh peserta didik.
Hasil Modul 1:
Komentar
7 comments
You cannot reply to comments if the comment location is not embedded
Penulis menyajikan jurnal dengan struktur yang rapi dan sistematis, mulai dari konsep dasar diferensiasi hingga penerapan praktis dalam mata pelajaran Seni Rupa. Hal ini memudahkan pembaca dalam memahami alur berpikir dan penerapan di kelas. Selanjutnya, Kontekstualisasi dengan Praktik Lapangan
Jurnal ini tidak hanya bersifat teoritis, tetapi langsung dikaitkan dengan kondisi nyata di Madrasah Tsanawiyah tempat penulis mengajar. Perencanaan pembelajaran, asesmen diagnostik, dan kegiatan pembelajaran disusun berdasarkan kebutuhan aktual siswa, menjadikan pendekatan ini relevan dan aplikatif.
Hanya ada beberapa bagian jurnal masih mengandung kesalahan penulisan, seperti penulisan kata “pedekatan” seharusnya “pendekatan”, dan seterusnya. Perlu sedikit disempurnakan.
Goodjob!
Kesalahan penulisan masih ada beberapa, penulis dapat lebih teliti lagi.
Untuk selanjutnya agar ditingkatkan lagi tulisan-tulisan inspiratif lainnya.