Join our Grup FaceBook Contact Us Join Now!
Please wait 0 seconds...
Scroll Down and click on Go to Link for destination
Congrats! Link is Generated


Kopi Pahit untuk Indonesia
Oleh: Moh. Malik Jabar

Indonesia adalah negara demokratis yang sekular mayoritas pemeluk agama Islam. Konstitusi Indonesia menjamin kebebasan beragama kepada semua orang, masing-masing menurut agama atau keyakinan sendiri. Konstitusi ini juga menetapkan bahwa negara Indonesia harus didasarkan pada keyakinan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa (kondisi tersebut juga merupakan prinsip pertama Pancasila, yaitu filosofi negara Indonesia yang dibeberkan presiden Soekarno pada 1 Juni 1945). Oleh sebab itu Negara Indonesia mengatur tentang keagamaan di UUD 1945 Pasal 29 ayat 2, yang berbunyi “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.”. sedangkan menurut presiden kita yang ke enam Susilo Bambang Yudoyono menyatakan “Kita semua berada di sini karena kita yakin toleransi merupakan suatu keharusan bagi pembangunan manusia dan sosial.” Oleh sebab itulah Indonesia sangat mengatur tentang kebebasan beragama dan toleransi terhadap berbagai agama.

Sikap pemerintah Indonesia terhadap kebebasan agama di dalam negara ini adalah pemerintah mengakui hanya enam agama saja (yaitu Islam, Protestantisme, Katolisisme, Hinduisme, Buddhisme dan Konghucu). Setiap masyarakat Indonesia wajib untuk toleransi dengan merangkul enam agama tersebut tidak ada sindiran dan penindasan, karena siap agama selalu memberikan hal yang baik untuk semua golongan yang menganut agama yang bersangkutan. Tidak hanya itu toleransi menurut Micheal Wazler (1997) juga  memandang toleransi sebagai keniscayaan dalam ruang individu dan ruang publik karena salah satu tujuan toleransi adalah membangun hidup damai (peaceful coexistence) diantara berbagai kelompok masyarakat dari berbagai perbedaan latar belakang sejarah, kebudayaan dan identitas. Jadi sebagai umat beragama dan berda suku kita mesti saling hormat menghormati yang lain karena inilah Indonesia yang membentuk Negara tercinta kita.

Tidak hanya itu saja Indonesia sangat berpegang teguh dalam satu kesatuan tidak ada perbedaan diantara kita, sampai-sampai Indonesia memiliki semboyan hanya untuk memegang teguh satu-kesatuan itu yaitu “Bineka tunggal ika” yang berarti "beraneka ragam" atau berbeda-beda. Kata neka dalam bahasa Sanskerta berarti "macam" dan menjadi pembentuk kata "aneka" dalam Bahasa Indonesia. Kata tunggal berarti "satu". Kata ika berarti "itu". Secara harfiah Bhinneka Tunggal Ika diterjemahkan "Beraneka Satu Itu", yang bermakna meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap adalah satu kesatuan. Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan. 

Tidak hanya itu saja dari Indonesia sangat memegang teguh satu-kesatuan tersebut di piagam Jakarta juga tertulis disana pada sila pertama yaitu, “Ketuhanan Yang Maha Esa” pada sila pertama ini memiliki makna, menuntut setiap warga negara mengakui Tuhan Yang Maha Esa sebagai pencipta dan tujuan akhir, baik dalam hati dan tutur kata maupun dalam tingkah laku sehari-hari. Konsekuensinya adalah Pancasila menuntut umat beragama dan kepercayaan untuk hidup rukun walaupun berbeda keyakinan. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan oleh karenanya manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.

Betapa baiknya Negara kita ini untuk tetap hidup rukun walupun berbeda keyakinan. Tetapi akhir-akhir ini ada pernyataan kontroversial yang mewujutkan penistaan agama jika kita fikir mungkin orang tersebut minim pemahaman mengenai “Binika Tunggal Ika” dan Sila Pertama “ Ketuhanan yang Maha Esa” tetapi anehnya orang ini memiliki jabatan yang penting di tatanan kenegaraan, mungkin jika kita bodoh-bodohi hal tersebut tidaklah pantas, karena orang tersebut memiliki jabatan Yang tidak bisa diperoleh oleh sembarangan orang, tapi entahlah mau disebut apa orang itu jika kita fikir kembali.

Banyak sekali masyarakat yang mengecam prilaku orang itu, dan baru-baru ini masyarakat melakukan demo yang jumlahnya tidak ratusan tapi ribuan orang. Bisa dikatakan sangat luar biasa, mungkin saja jika kita berfikir jahil banyaknya orang itu diberi satu saja bom seperti jadinya yah? 

Pernyaan controversial itu sampai berujung penistaan, pada bagian peryataan pertama dia mengaitkan Surah Al Ma’idah Ayat 51 dengan sikapnya yang sedang bertugas dilapangan dengan menggunakan pakaian dinas, begitu lucunya orang ini menceramahi orang muslim padahal dia non muslim tapi begitulah dia, dengan pernyataan tersebut  banyak sekali forum-forum yang mendiskusikan hal tersebut apakah hal tersebut hanyalah permainan politik atau apalah. “Allah SWT dan Rasulnya lebih tahu tentang tafsirnya mengapa kamu tafsirkan, dan dia kembangkan dengan perkataannya sendiri” menurut Ust Khaliq Basalamah MA dalam pegajian di masjid Nurul Iman Blog M Square. Tetapi masyarakat yang melihat satu sudut pandang saja pasti didalam benaknya “wah orang ini gak tau etika berbicara, masalah surah al qur’an kok di tafsir seenak jidatnya, padahal dia non muslim” begitulah kira-kira. Dan pernyataan kedua, orang ini menyatakan keimanan dia dengan orang lain, dengan menyatakan “apa iman kamu?, ini iman saya saya bakal masuk surge, saya dapat rumah dan saya dapat nasi bungkus” itu kutipan yang saya dapat mungkin kalian bisa mengutip yang lain. Dengan peryataan kedua itu banyak sekali masyarakat yang tertawa sampai-sampai anak kecil yang baru mengaji saja tertawa terbahak-bahak. Begitu lucunya pemimpin ibu kota tersebut.

Mungkin semua itu hanyalah sebuah ketidak sengajaan dari orang itu, seharusnya orang itu berfikir kembali dengan apa yang akan dia ucapkan sehingga tidak menyakiti orang lain, ingatlah pesan guru besar kita yang juga mantan presiden ke empat yaitu Abdurrahman Wahid  dia menyatakan ” tidak penting apa pun agama atau sukumu, kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang, orang tidak pernah Tanya apa agamamu” . Sedangkan untuk masyarakat jangan mudah tersinggung, jadilah masyarakat yang berfikir positif dan jangan ikut-ikutan masyarakat lain yang mengajak kita untuk menghancurkan Negara kita sendiri, jadilah seperti pohon mangga meskipun dilempar batu untuk mengambil buahnya, dia tetap diam dan hanya berdoa agar tuhan yang membalasnya. Ingat manusia itu tidak sesalu benar, jadi manusia harus selalu menjadi pemaaf dan selalu belajar atas apa yang pernah terjadi-sebelum-sebelumnya. (cokro).



Rate This Article

Thanks for reading: KOPI PAHIT UNTUK INDONESIA, Sorry, my English is bad:)

About the Author

Aras Atas

2 comments

  1. Salut atas opini bijak ini. Semoga gelegak spirit anak muda berkobar untuk jaga berkah sekaligus amanah atas negeri ini

    Salam
    Raden
  2. Salut atas opini bijak ini. Semoga gelegak spirit anak muda berkobar untuk jaga berkah sekaligus amanah atas negeri ini

    Salam
    Raden
Cookie Consent
We serve cookies on this site to analyze traffic, remember your preferences, and optimize your experience.
Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
AdBlock Detected!
We have detected that you are using adblocking plugin in your browser.
The revenue we earn by the advertisements is used to manage this website, we request you to whitelist our website in your adblocking plugin.
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.
// //